Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid

A. Definisi Rematik-Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid tergolong jenis rematik yang ganas karena merusak sendi dan organ tubuh lainnya. Dalam ilmu kedokteran, rematik dimasukkan dalam kelompok penyakit sendi atau reumatologi karena peristiwa mengalirnya mukus ke sendi terjadi pada persendian. Dalam istilah kedokteran, Rematik didefinisikan sebagai setiap kondisi yang disertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskoskeletal) dan penyakit yang terjadi pada jaringan ikat (connective tissue). Lebih mudahnya, rematik diartikan sebagai penyakit yang menyerang sendi, otot dan jaringan tubuh.


B. Pengelompokkan Artritis Reumatoid 

    Artritis reumatoid ada tiga kelompok sebagai berikut:

    1. Penderita yang mengalami satu kali serangan artritis reumatoid, tetapi selanjutnya dapat     

        sembuh secara sempurna

    2. Penderita yang mengalami serangan artritis reumatoid sepanjang hidup, tetapi sesekali 

        diselingi kesembuhan yang sifatnya singkat

    3. Penderita yang mengalami serangan artritis reumatoid secara progresif yaitu disertai dengan     

        penurunan fungsi sendi pada setiap kali terjadi serangan rematik


C. Faktor Penyebab Artritis Reumatoid

1. Faktor Keturunan dan Lingkungan

Hubungan erat antara HLA-DW4 dengan artritis reumatoid seropositif  sehingga penderita memiliki risiko 4 kali lebih mudah terserang penyakit ini

2. Pengaruh Hormon Seks

Pada perempuan terdapat hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini berperan dalam menjaga kepadatan tulang. Apabila seseorang kekurangan hormon estrogen akan berakibat penghancuran tulang lebih sering terjadi dibandingkan pembentukan tulang sehingga akan mempercepat dan memperberat penyakit arthritis reumatoid

3. Adanya infeksi 

infeksi pada bagian sendi akan menyebabkan sakit yang terjadi secara mendadak. Infeksi pada sendi dapat terjadi karena bakteri, mikoplasma atau koloni jamur dan virus. Infeksi pada sendi biasanya disertai dengan peradangan seperti panas, nyeri , bengkak dan gangguan fungsi 

4. Munculnya Heat Shock Protein (HSP)

Heat shock Protein merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang muncul sebagai bentuk respon tubuh yang sedang mengalami stres dan akan memicu terjadinya artritis reumatoid

5. Adanya Radikal Bebas

Radikal bebas seperti superoksida dan lipid peroksidase akan merangsang pengeluaran prostaglandin. Adanya prostaglandin ini akan menimbulkan rasa nyeri, peradangan dan pembengkakan.


D. Gejala Artritis Reumatoid

Seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid bila memenuhi 4 dari 7 kriteria berikut ini:

1. Kaku di bagian sendi dan daerah sekitarnya ketika bangun tidur dan berlangsung minimum 1 jam

2. Terjadi rematik di tiga persendian dalam waktu yang bersamaan

3. Minimal terjadi pembengkakan di satu persendian tangan

4. Muncul nodul reumatoid atau benjolan kecil di bawah kulit

5. Hasil pemeriksaan laboratorium reumatoid menunjukkan hasil positif

6. Jika dilakukan rontgen ta,pak adanya dekalsifikasi tulang yang berdekatan dengan sendi

7. Jika timbulnya simetris rematik timbul di sendi yang sama disisi kanan dan kiri tubuh


E. Pengobatan Artritis Reumatoid

Untuk mencapai sasaran pengobatan, ada beberapa pilihan pengobatan, antara lain:

1. DMARD (Disease-Modifying Anti-Rheumatic Drugs) 

Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARD) adalah kelompok obat yang memiliki potensi mengurangi kerusakan sendi, mempertahankan integritas dan fungsi sendi. Obat-obat DMARD memiliki mula kerja panjang dan baru akan memberikan efek setelah 1-6 bulan pengobatan, serta biasanya memiliki potensi efek samping relatif berat. Contoh obat yang termasuk golongan DMARD adalah methotrexate, leflunomide, sulfasalazine, hydroxychloroquine, cyclosporine, azathioprine.

2. Agen Biologi 

Agen biologi secara umum terbagi menjadi 2 golongan obat, yaitu 

- TNF-α inhibitor (Tumor Necrosis Factor Alpha Inhibitor) 

Agen-agen biologi golongan TNF-α inhibitor adalah antibodi monoklonal yang memiliki mekanisme kerja yaitu menghambat kerja mediator inflamasi TNF-α. Contoh agen biologi yang termasuk TNF-α inhibitor antara lain adalimumab, golimumab, infliximab dan certolizumab

- Agen biologi non-TNF

Agen biologi non-TNF dapat digunakan secara tunggal, atau dalam kombinasi dengan methotrexate.

3. Janus Kinase Inhibitor

Berikut ini adalah obat-obat yang termasuk kedalam golongan obat artritis reumatoid (RA) beserta mekanismenya:

- Tofacitinib dan upadacitinib bekerja dengan cara menghambat kerja enzim Janus Kinase 1 (JAK1)

- Baricitinib bekerja dengan cara menghambat kerja enzim Janus Kinase 2 (JAK2), pada jalur sinyal JAK-STAT 

 4. Kortikosteroid

Obat kortikosteroid  bermanfaat dalam memperbaiki peradangan dan gejala RA, akan tetapi penggunaannya tidak boleh terlalu lama karena dapatmenimbulkan efek samping yang merugikan.

5. NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug)

NSAID dapat bermanfaat memperbaiki gejala nyeri, akan tetapi tidak bermanfaat untuk memperbaiki perjalanan penyakit


F. Mekanisme Kerja Obat Artritis Reumatoid

Salah satu contoh obat yang digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid ialah Sulfasalazine, Sulfasalazine merupakan obat yang digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid dari golongan DMARD. Sulfasalazine ini bekerja dengan cara menekan fungsi limfosit dan leukosit melakui mekanisme immunoregulatory dan antiinflamasi. Sulfasalazine ini menghambat sintesis protaglandin, menghambat pertumbuhan bakteri, menghambat pembentukan formasi leukosit, menghambat sintesis DNA, mengganggu metabolime asam folat dan mempunyai efek pada jumlah dan fungsi dari limfosit. Sulfasalazine mempunyai dosis 2-3 gram yang dipergunakan secara oral per hari.


Pertanyaan

1. Obat yang tergolong dalam DMARD akan memberikan efek setelah 1-6 bulan dari pengobatan, apakah yang menyebabkan obat tersebut mempunyai waktu kerja yang panjang?

2. Pada sulfasalazine mempunyai efek mengganggu metabolime asam folat, bagaimana mekanisme kerja obat sulfasalazine sehingga dapat mempengaruhi metabolime asam folat terhadap terjadinya Artritis Reumatoid (AR)?

3. Pada sulfasalazine bekerja dengan menekan limfosit dan leukosit, gugus apa yang terdapat pada sulfasalazine yang dapat menyebabkan sulfasalazine memiliki aktivitas menekan limfosit dan leukosit?


DAFTAR PUSTAKA

Andisari, H.E.2018.Recent Therapeutics Policies Of Arthritis Rheumatoid.Oceana Biomedicina

Journal.1(1): 12-24.

Nitiyoso, N.2020.Pilihan Pengobatan Artritis Rematoid.Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.47(4): 251-

255.

Utami, P.2005.Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat.Jakarta: AgroMedia Pustaka


Komentar

  1. Terimakasih untuk pemaparan artikelnya menarik

    BalasHapus
  2. Terimakasih untuk informasinya

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas artikelnya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Terima kasihh untuk artikelnya dan semangatt terus

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas informasi nya /artikel nya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  6. Artikel yang sangat menarik serta pemaparan yang sangat detail

    BalasHapus
  7. Terimakasih atas artikel nya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  8. Terimakasih banyak atas ilmunya ,,artikelny sangat bermanfaat ����

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fibrinolisis dan Antifibrinolitika

Antihistamin (II): Turunan Propilamin dan Turunan Fenotiazin