Antihistamin (II): Turunan Propilamin dan Turunan Fenotiazin
Turunan Propilamin
A. Struktur Umum
Rumus umum ; Ar
(Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2
B. Tentang Turunan Propilamin
Senyawa turunan Propilamin
ini Merupakan
antihistamin dengan indeks terapeutik
cukup baik dengan efek samping dan toksisitasnya sangat rendah. Senyawa turunan
Propilamin ini mempunyai sifat daya antihistamin yang kuat. Contoh senyawa obat
turunan Propilamin seperti Feniramin, Klorfeniramin, Bromfeniramin dan
Triprolidin.
C. Contoh Obat
Deksklorfeniramin Maleat (DCM) adalah antihistamin turunan propilamin
yang merupakan isomer dextro dari klorfeniramin maleat dan dua kali lebih kuat
daripada campuran rasemiknya.
D. Farmakokinetik
Deksklorfeniramin merupakan jenis obat
yang menghambat aksi farmakologis histamin secara kompetitif yaitu antagonis
terhadap histamin reseptor H1.Beberapa
bentuk dosis farmaseutikal yang beredar, memiliki kandungan senyawa ini antara
2-6 mg per unit dosis untuk tablet salut atau 0,4-2 mg per 5 mL larutan oral,
dalam asosiasi dengan senyawa lainnya
Turunan Fenotiazin
A. Tentang Turunan Fenotiazin
Selain mempunyai efek antihistamin,
golongan ini juga mempunyai aktivitas tranquilizer, serta dapat mengadakan
potensiasi dengan obat analgesik dan sedatif.
B. Hubungan Struktur dan Aktivitas
Hubungan struktur antagonis H1 turunan
fenontiazin dijelaskan sebagai berikut :
1. Prometazin,
merupakan antihistamin H1 dengan aktivitas cukupan dengan masa
kerja panjang.
2. Mekuitazin, Antagonis
H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan digunakan untuk memperbaiki gejala
alergi
3. Oksomemazin, mekanismenya sama seperti mekuitazin
4. Pizotifen hydrogen fumarat, sering digunakan
sebagai perangsang nafsu makan
C. Farmakokinetik
Prometazin merupakan turunan
fenotiazin yang menghalangi kompetitif histamin (H 1) reseptor dan menunjukkan
sifat anti - muntah dan obat penenang. Dosis Oral : 12,5 mg/4-6 jam atau 35
mg q.d.d dan M/ I.V : 12,5-25 mg/4-6 jam.
Pertanyaan
1. Bila mengkonsumsi minuman atau obat
yang mengandung kalsium, apa pengaruh terhadap kerja farmakokinetik obat
antihistamin bila berikatan dengan senyawa kalsium?
2. Obat prometazin mempunyai khasiat
sebagai anti muntah, bagaimana mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik
hingga prometazin dapat menghentikan rasa muntah?
3. Obat turunan Propilamin memiliki
sifat antihistamin yang kuat, apakah cukup untuk seseorang mengkonsumsinya
dalam dosis yang lebih kecil dari yang diharuskan dan bila dikonsumsi lebih
dari dosis yang seharusnya efek yang ditimbulkannya sangat berbahaya bagi tubuh
? sebab yang diketahui senyawa obat Propilamin ini memiliki efek samping yang
kecil.
Daftar pustaka
Cartika, H. 2016. Kimia Farmasi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Akdis, M., K. Blaser, K and C.A.
Akdis. 2005. T-Regulatory Cells in Allergy: Novel Concepts in The Pathogenesis,
Prevention, and Treatment of Allergic Diseases. J. Allergy Clin. Immunol.,
116:961-968.
Terima kasih Panca atas ilmunya, sedikit membahas permasalahan nomor 3. Turunan propilamin memiliki sifat antihistamin yg kuat, hal ini terjadi karena afinitas senyawa obat sangat tinggi terhadap reseptor. Semakin tinggi afinitasnya maka semakin kuat terikat pada reseptor sehingga durasi ikatan antara antihistamin dgn reseptor semakin lama. Kondisi tersebut bekerja pada dosis yg normal dan ES yg dihasilkan pun rendah. Maka tidak perlu dilakukan penurunan dosis, kecuali pada pasien tertentu.
BalasHapushalo panca saya ingin membantu menjawab pertanyaan no 2 ya, berdasarkan buku yang telah saya baca karangan Drs. Tan Hoan Tjay dan Drs. Kirana Rahardja yang berjudul "Obat-Obat Penting" disana disebutkan berdasarkan mekanisme kerja, anti emetik dibagi menjadi 3 salah satunya yaitu antikolinergika dan prometazin termasuk kedalam kategori ini.
BalasHapusMekanisme kerjanya :
a. meningkatkan sintesa/kadar DA di SSP, mi- salnya levodopa dan apomorfin
b. stimulasi reseptor DA secara langsung dan selektif ropirinol, pramipeksol dan al- kaloida-ergot semisintetis bromokriptin, kabergolin, lisurida, pergolida dan juga apo- morfin
c. menghentikan penguraian DA oleh enzim monoaminoksidase B (MAO-B): selegelin
d. stimulasi pelepasan DA di ujung saraf dan menghambat penarikan kembalinya (reup- take inhibition) di ujung saraf: amantadin.
atau lebih mudahnya lagi kerjanya yaitu memblock reseptor dopamine di otak; efek antidopaminergik dan memblock saraf vagus pada saluran percernaan. Sedangkan mekanisme kerja proklorperazin sebagai obat antipsikotik adalah memblock reseptor dopamin mesolimbik dan memblock reseptor alfa- adrenergik (D1 dan D2) di otak. Bioavailabilitas dari proklorperazin adalah 12,5%. Melalui blockade pada reseptor dopamin di otak memungkinkan sekresi neurotransmitter dopamin dapat ditekan sehingga akan mengurangi mual dan muntah serta efek psikotik.
demikian farmakodinamiknya, untuk dosis yaitu dewasa: 25 mg sekali pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg, 2 kali sehari jika diperlukan. Untuk jangka panjang, dosis yang dapat dikonsumsi adalah 10-20 mg, 2-3 kali sehari. Anak-anak usia 6-10 tahun: 10-25 mg, sekali minum atau dibagi 2 kali sehari.
dan farmakokinetiknya onset yang lama, membutuhkan waktu 15 menit melalui Intravena. Puncaknya menit ke 30-60. Dimetabolisme di hati dan dieliminasi melalui urine. Durasi obat 6-8 jam.
semoga membantu :)
Artikelnya sangat membantu
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusArtikelnyaa dangat membantu sekali dalam menambah wawasan
BalasHapusTerima kasih atas informasi nya/artikel nya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih artikel nya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmunya ,,artikelny sangat bermanfaat ����
BalasHapus